Pasar Legi Parakan, tampak depan (foto dok. Suara Merdeka) |
Kualitas bangunan Pasar Legi Parakan yang telah selesai sejak Bulan Juni 2015 dan secara resmi telah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung itu dinilai buruk. Sejumlah sarana kurang lengkap dan tidak sesuai, ada pula bagian bangunan yang bocor.
Hal ini sebagaimana telah diungkapkan anggota DPRD Kabupaten Temanggung dari Fraksi Golkar Sejahtera, Iman Bintara, ketika mengungkapkan pandangan umumnya mengenai Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Tahun 2015 dalam rapat paripurna DPRD kemarin (21/4). "Dari kunjungan kerja anggota DPRD, kami memperoleh fakta bahwa hasil akhir bangunan itu sangat disayangkan," ungkap Bintara.
Menurutnya, sarana saluran pembuangan air yang dibutuhkan oleh pedagang di pasar baru tersebut tidak sempurna. Kebutuhan saluran pembungan air pada los penjualan daging ayam, los penjualan kelapa, dan los penjualan tahu, ternyata tidak disediakan. Kemudian dak atau langit-langit lantai pertama yang merupakan penopang lantai di atasnya, dari utara hingga selatan bangunan pasar tersebut semuanya tempias (ada percikan-percikan air yang belum diketahui secara jelas sumbernya).
’’Bahkan, tempias air yang ada di dak tersebut sering lalu jatuh atau bertetesan ke eskalator yang ada di lantai bawahnya,’’ tambahnya.
Selain itu, juga banyak terjadi kebocoran. Di dak depan kantor, sebelah kantor juga sering kena limpahan genangan air hujan yang tidak ada saluran pembuangannya, bahkan hidran penampung air untuk keperluan pemadam kebakaran di sebelah utara dan selatan pun bocor. Keramik lantai pasar banyak yang kerompong, mudah pecah jika diinjak. Penampungan sampah pun banyak dikomplain karena tidak ada saluran airnya sehingga menimbulkan bau menyengat.
Menurut Bintara, "dengan kondisi seperti itu, seharusnya panitia penerima hasil pembangunan pasar menolak ketika rekanan pelaksana proyek menyerahkan hasil pembangunan tersebut. Setelah ada perbaikan dan penyempurnaan baru diserahkan kepada pemda."
Pandangan umum fraksi DPRD ini dan juga pandangan umum yang lain akan rencana ditanggapi oleh Bupati Temanggung, Bambang Sukarno dalam rapat paripurna dewan selanjutnya.
Sumber: suaramerdeka.com
Menurutnya, sarana saluran pembuangan air yang dibutuhkan oleh pedagang di pasar baru tersebut tidak sempurna. Kebutuhan saluran pembungan air pada los penjualan daging ayam, los penjualan kelapa, dan los penjualan tahu, ternyata tidak disediakan. Kemudian dak atau langit-langit lantai pertama yang merupakan penopang lantai di atasnya, dari utara hingga selatan bangunan pasar tersebut semuanya tempias (ada percikan-percikan air yang belum diketahui secara jelas sumbernya).
’’Bahkan, tempias air yang ada di dak tersebut sering lalu jatuh atau bertetesan ke eskalator yang ada di lantai bawahnya,’’ tambahnya.
Selain itu, juga banyak terjadi kebocoran. Di dak depan kantor, sebelah kantor juga sering kena limpahan genangan air hujan yang tidak ada saluran pembuangannya, bahkan hidran penampung air untuk keperluan pemadam kebakaran di sebelah utara dan selatan pun bocor. Keramik lantai pasar banyak yang kerompong, mudah pecah jika diinjak. Penampungan sampah pun banyak dikomplain karena tidak ada saluran airnya sehingga menimbulkan bau menyengat.
Menurut Bintara, "dengan kondisi seperti itu, seharusnya panitia penerima hasil pembangunan pasar menolak ketika rekanan pelaksana proyek menyerahkan hasil pembangunan tersebut. Setelah ada perbaikan dan penyempurnaan baru diserahkan kepada pemda."
Pandangan umum fraksi DPRD ini dan juga pandangan umum yang lain akan rencana ditanggapi oleh Bupati Temanggung, Bambang Sukarno dalam rapat paripurna dewan selanjutnya.
Sumber: suaramerdeka.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon