TEMANGGUNG - Warga Desa Gentan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung berupaya mengatasi krisis air bersih dengan membeli sumber air dari desa lain seharga Rp 12 juta.
Sayangnya, karena pipa terlalu kecil dan banyak sambungan sehingga banyak air terbuang sia-sia. Mereka pun meminta bantuan pipanisasi dari pemerintah.
Kepala Desa Gentan, Siamto, Selasa (3/11) mengatakan pembelian sumber air itu dilakukan tahun lalu untuk masa kontrak selama 20 tahun. Dana diambilkan dari Namun masih ada kelemahan berupa sambungan yang terlalu banyak dan pipa kecil, yang berdampak banyaknya kebocoran. " Warga butuh perbaikan pipa dari pemerintah," katanya.
Siamto menuturkan, sumber air dibeli dengan cara sistem kontrak, yakni untuk 20 tahun dengan harga Rp 12 juta. Dana diambil dari dana kas desa. Lokasi sumber mata airini di Dusun Celepar, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Desa Gentan.
"Sumber air itu milik salah seorang warga Celeper. Di lokasi itu terdapat dua sumber air. Tapi baru satu sumber yang kita manfaatkan, kita alirkan dengan pipa ke bak penampungan di Desa Gentan," kata Siamto.
Air dari salah satu sumber itu dialirkan menggunakan pipa untuk memenuhi kebutuhan air warga di tiga dusun. Desa Gentan terdiri dari 15 dusun 10 dusun diantaranya juga mengalami krisis air bersih.
Aliran air dari sumber yang dibeli desa ke tiga dusun pun saat ini terhenti karena pipa yang terlalu kecil. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga terpaksa mencarinya keluar desa. Sebagian warga yang mampu bisa membeli air dari PDAM seharga Rp 300 ribu per tangki tiap dua pekan sekali," ujar Siamto.
Siamto mengatakan, pihaknya perlu memaksimalkan dua sumber air yang sudah dibeli. Untuk itu, pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan pada Pemkab Temanggung untuk pipanisasi sepanjang 10 km senilai sekitar Rp 500 juta. Namun bantuan pipanisasi yang diharapkan itu belum kunjung turun.
Sumber: KR Jogja
ConversionConversion EmoticonEmoticon