SMPN 2 Temanggung Selenggarakan UN dalam 3 Shift

UJI COBA: Siswa SMP 2 Temanggung melaksanakan simulasi UNBK di sekolah setempat, beberapa waktu lalu.(suaramerdeka.com/Henry Sofyan)
Uji coba UNBK di SMP 2 Temanggung beberapa waktu lalu (Foto: Henry Sofyan/Suara Merdeka)

Mulai Senin (9/5) ini, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Temanggung melaksanakan Ujian Nasional dalam tiga shift pada Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini dikarenakan SMP N 2 Temanggung melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), sedangkan kapasitas komputernya belum memadai untuk pelaksanaan serentak.

SMPN 2 Temanggung adalah sekolah yang pertama kali melaksanakan ujian nasional berbasis komputer di Kabupaten Temanggung. Selama ini belum ada sekolah di Kabupaten Temanggung yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer karena kendala ketidaksiapan sarana dan prasarana.

“Sekolahan-sekolahan (SLTA dan SLTP, red) menyatakan belum siap menyelenggarakan UNBK, dengan alasan tidak memiliki komputer," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung, Ujiono, beberapa waktu lalu.

Masalah tersebut juga dialami pihak SMPN 2 Temanggung. Program UNBK yang diluncurkan pada tahun 2015 itu belum bisa diselenggarakan karena keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki sekolah.

Kepala SMPN 2 Temanggung, Sugeng Philip, mengatakan waktu itu komputer untuk praktik hanya 12 unit dengan kondisi tidak semua baik. Padahal jumlah siswa ada 231 siswa.

"Sebagai sekolah favorit, pihak SMPN 2 Temanggung merasa mempunyai beban moral untuk dapat menyelenggarakan UNBK. Karenanya pihak sekolah melakukan berbagai upaya agar tahun ini (2016-red) dapat menyelenggarakan UNBK," imbuhnya.

Akhirnya, didapatkan bantuan 34 unit komputer dari Kementerian Pendidikan RI. Dari pihak wali murid, donatur, dan dari BOS mendapatkan 36 unit komputer. Sehingga kini ada 80 unit komputer dapat digunakan untuk penyelenggaraan UNBK.

Dengan 80 unit komputer tersebut, SMPN 2 Temanggung bisa melaksanakan UNBK tahun 2016, meski harus membagi siswa pesertanya dalam tiga waktu atau shift untuk setiap hari pelaksanaannya. Dengan setiap shift diikuti 80 siswa dan dibagi dalam dua kelas, yang masing-masing kelas berisi 40 siswa.

Menurut Philip, UNBK ini dirasa lebih efektif dan efisien daripada ujian tertulis. Karena lebih hemat biaya untuk pencetakan soal dan lembar jawab, biaya distribusi soal, pelaksanaan sosialisasi dan operasional pengawasan ujian juga lebih efisien.

Sumber: suaramerdeka.com

Previous
Next Post »